Awalnya saya tidak pernah merasa teman kan membawa sebuah kebahagiaan. Saya tidak percaya dengan ungkapan banyak teman akan membawa sebuah hal yang menakjubkan suatu saat nanti. Namun semua tertepis saat saya, berusaha lepas dari masalah, temanlah yang ada untuk membuat saya tersenyum.
Bisa dikata saya tidak begitu sennag dengan berteman dengan orang banyak, mengenal orang baru saja saya tidak begitu antusias dan memilih untuk diam saat berkumpul dengan orang baru. Ternyata semua hal yang saya lakukan itu bertentangan dengan intuisi saya.
Begitu saya tidak mengenal diri saya bertahun tahun membuat saya terbelenggu akan sebuah ketidak pastian kepribadian hidup. Bahkan saya tidak mengetahui apa yang akan lakukan dan apa yang saya cita-citakan di kemudian hari. Semua berubah, ya, saat saya mengenal beberapa orang. Teman masa kecil, teman yang ada saat bangku SMA maupun saat duduk di bangku kuliah, mereka semua menganggap saya adalah teman. Dan saya mulia membuka mata dan merasakan bagaimana indahnya memiliki teman. Menyapa dan disapa, berjabat tangan, bercengkrama dan berbagi, saya sangat menikmati saat itu bersama kalian.
Tidak perlu waktu lama untuk berteman, namun tidak perlu waktu yang panjang untuk bermusuhan. Perbedaan visi, serangkaian peristiwa dan finansial bisa memicu keretakan. Ya pada akhirnya saya belajar untuk mempertahankan da menemukan teman yang lebih baik untuk disebut sebagai sahabat.
Perbedaan usia, ras dan agama atau bahkan jurusan membuat saya menemukan pandangan baru dalam hal pertemanan. Mereka adalah tempat sata kembali untuk tertawa dan makan bersama. Ya, bisa disebut sahabat, tidak selalu ada namun sudah cukup mengajarkan arti sebuah hidup. Disaat apapun mereka selalu memandang saya sebagai orang yang sama, mengajarkan hal yang dinamis selayaknya keluarga. Ya mereka adalah keluarga yang tidak sedarah.
Teman, sahabat atau keluarga, dalam 25 tahun saya hidup, saya tiada hentinya bersyukur telah memiliki kalian.